Riweuhnya ‎Ujian ‎#Part1

Idaroh (Kantor) Markaz lughoh menetapkan ujian online di tengah pandemi, sedangkan Universitas Al-Azhar meniadakan ujian, menggantikannya dengan Bahts(Makalah) permaddah(materi) jurusan.
Mengapa demikian?
Karna Al-Azhar tetap menjaga sistem manualnya, apalagi mahasiswanya sangat membludak, pasti sangat merepotkan.

Ditundanya Ujian Markaz pada tanggal 10 Mei, sebab server lemah di waktu bersamaan SMP juga sedang melaksanakan ujian.
Kemudian diresmikannya kembali ujian pada tanggal 11 Mei 2020, berita sah bersurat, dikirim dan diteruskan di grup-grup penting dengan pembagian ujian perlevel dan waktu pelaksanaan terpisah.
Dan pihak idaroh tidak bertanggung jawab atas nama "internet dho'ifah" internet lemah.

Bukan hanya server yang lemah, jaringan internetpun susah di daerah tertentu apalagi lantai dasar, satu atau dua. Aku dan teman-teman memutuskan menginap di rumah teman, untuk mendapatkan sinyal yang lancar. Penundaan tanpa kepastian membuat kami tidak bisa berlama-lama di rumah teman.

Syarat untuk masuk ke server yaitu Roqmul juluz (kaya nomor siswa gitu, mungkin di Indonesia NISN kali ya) dan Kalimatul Murur( kode rahasia yang diisi nomor passport).

Malam sebelum hari H, ternyata temanku yang dari Palembang, namanya Nurul dan Anzani  sudah melobby Gubernur Sumatra Selatan untuk meminjam sebuah ruangan di Markaz kekeluargaannya sebentar selama sejam untuk melaksanakan ujian.
Jadwal levelku mendapat giliran pukul 12:30 clt. Malamnya kita bergadang berempat untuk memurojaah pelajaran sampai sahur tidak tidur.
Aku tidak terbiasa begadang untuk belajar, karna bagiku jasmani yang fresh sangat penting di hari H, kadang kita mengkhawatirkan sesuatu sampai mengabaikan hal dasar yang sangat penting, yaitu kesehatan. Tapi begadang atau tidak tetap ada plus minusnya, pemahaman pelajaran semakin tajam.

Aku tidur setelah subuh, memang tidak baik, Jangan dicontoh ya teman. 
Subuh di Mesir itu pukul 03.27 clt sangat cepat dan berbuka puasa 18.41 clt sangat lambat. Aku bangun tidur pukul 07.00 clt. 
Yang kurasakan pusing teramat, mata terasa berat, badan pegal. Bingung sama diri , padahal udah paham sama diri sendiri tapi tetap saja menyiksa diri. #dasaraku 

Aku membenarkan posisiku, sambil  menghilangkan rasa pusing. Sudah agak mendingan aku langsung beres beres sekitar pukul 11.00 Clt.
Barang bawaanku tidak banyak cukup satu buku, satu pulpen dan syarat untuk masuk server, Roqmul juluz dan nomor pasport, aku ga bawa charger sebab bateraiku sudah terisi penuh 100persen cukuplah ujian 1 jam doang, gak usah bawalah batinku, tapi ada firasat aneh, kutepis.

Aku dan temanku keluar rumah, tidak lupa protokol kesehatan, hand sanitizer, masker juga kaca mata hitamku pelindung dari terik matahari yang menyilau, temanku memakai topi, memang musim panas, panasnya bikin pusing sakit kepala.

Sesampainya di Markaz Sumsel, kita melaksanakan Sholat Dzuhur, tawakkal setelah usaha, bagaimanapun nanti ujiannya, harus dijawab semaksimal mungkin. Teman-teman dari level 6 dan level 2 Alhamdulillah ujiannya lancar mulai dari jam 8 pagi, di susul level 3, ada masalah server lagi padahal sudah masuk waktunya, mereka masih menunggu, dan belum tau bagaimana nasib levelku yang ujian berikutnya

Tepat 12.30 clt, kelasku menerima arahan dari Ustadzah Iman melalui aplikasi Zoom dan selang beberapa menit, Ustadzah Ghada' dari idaroh bergabung meeting dan mengabarkan ujiannya di tunda, bermasalah dengan server yang berakibat level 3 menunggu untuk ujian jam 2 siang.

Kita yang diambang ketidakpastian, semakin pusing ini bagaimana, mau sampai kapan lagi ditunda. Baterai lemah, tidak bawa charger, benar firasatku.

Hape terus aktif, dan memantau perkembangan ujian kapan. level 3 melaksanakan ujiannya jam 2 siang, sedang levelku setelah ifthor (buka puasa). Memang tak terduga, niat sebentar doang, sepele cuma sejam doang, sampe nunggu berjam-jam.

Comments

Popular Posts