Mencintai "karna"
Ok, let me try what i feel
Seperti biasa, aku menarik nafas panjang dan menghelanya.
"Ya Allah susah banget si"
Semangat aku ada, banyak , full banget. Aku benar benar bisa berhenti karna ngerasa kesel, dan keluar kata kata mengarah pada "mengeluh". Entahlah emang aku itu udah mencoba tapi tetap ga paham, entah emang perhatianku pada belajar kurang penuh, atau aku yang emang belum paham alias ga nyantol aja gitu.
Hmm kayanya aku harus jujur sama diri sendiri sih dibanding ga jelas seharian gara gara ini, kalo aku dengar dengar kata hati aku, kayanya dia ngomong ini deh ke aku.
"Hei minda kamu itu masih sekali baca, wajar ngerasa asing"
"Kamu kan udah tau, butuh berkali kali untuk mengulang pelajaran sampai mendapatkan pemahaman sebenarnya"
Aku akui maddah yang aku pelajari ini, adalah maddah tingkat satu yang nilainya anjlok, mungkin aura aura negatif terhadap pelajaran itu terbawa sampai tingkat dua.
Plis jangan, aku takut di tingkat dua kena disitu lagi, kek semacam kesialan gitu.
Sekarang bagian diriku yang lain bilang gini
" Yaudah, coba pikirin cara supaya ga jatuh nilainya"
Untuk memahami pelajaran itu, harus ngasih tambahan extra ke satu maddah itu.
Dari tadi aku nyebut pelajarannya tanpa kasih tau pelajaran yang dianggap susah oleh Minda Nurnalisa.
Kalian bakalan kaget sih, karna dari namanya gak kelihatan sulit, dan dari ketebalan kitabnya juga standar-standar aja.
Pelajaran itu bernama Ulumul Qur'an
Setelah ini terserahlah kalian mau bilang apa
Klo mau bilang "eh ulumul Qur'an gampang lah, kan tentang Qur'an"
Tidak sesimpel itu bundaaaaaa
Justru karena tentang Qur'an lah pelajarannya sangat istimewa.
Kalo kata orang "cintailah pelajarannya"
Maka muncul pertanyaan "bagaimana mencintainya"
Sekali lagi, itu gak simple
Maksud aku nulis judul blog kali ini (mencintai "karna")
"Kita butuh alasan yaitu si karna, untuk mendalami sesuatu"
Semangat mencari karna karna kalian apalagi si baru kenal hehehe canda
Comments
Post a Comment
Jangan biarkan tulisan ini sepi