Sendiri, siapa yg gak takut?
Keadaan seseorang itu lepas dari apapun, sendiri tanpa teman,tanpa hape,lagi tanpa baterai , hanya mengandalkan diri sendiri adalah kondisi yang tak sesiapapun siap menerimanya jika diberi pilihan hati ragu yang mau.
Mungkin berbeda dengan orang yang suka hal baru yang akan ditemui jika bergerak seorang diri di keramaian yg tanpa ikatan itu, ya sendiri tapi di tempat ramai, bukan maksudnya dia sendiri,bukan! Tetap ada orang lain, tapi kondisinya yang aku menyebutnya sendiri.
Persamaan org terbiasa dan tidak terbiasa mereka tetap akan suka hal baru, siapapun akan amazing dengan pengalaman barunya ketika sendiri, padahal kalo lagi bareng orang lain, bisa jadi itu tidak berkesan, bahkan tidak seperhatian itu dengan sekitar, bisa lagi bicara, bisa lagi mikirin masalah bisa juga lagi mikirin yg lain, pkoknya sesuatu yg gak mindfullness terhadap kondisi saat ini.
Nah perbedaannya, yg terbiasa punya keberanian, yg tak terbiasa bisa kadang berani bisa kadang manja tergantung feel nya saat itu.
Aku tergolong tidak terbiasa ya, tapi kalo ditanya suka ya suka suka aja.
Tadi di saat perjalanan dari ramsis ke rumah, aku mulai menyiapkan rasa hati hati, aku ditawarkan tremco yg harus menyebrang dulu, aku mulai menyebrang sendiri, dan mengingat ammu mana yg menawari tadi, sampailah aku di oper oper ke ammu yg memiliki tremco tujuan arah rumahku.
Aku perempuan satu satunya yg mau masuk ke dalam tremco, pas kakiku sudah setengah melangkah masuk aku turun lagi, aku bilang "nunggu yg lain dlu datang"
Karna rasa was was datang, terus aku yakini lagi dalam hati" mereka gak mungkin org berkomplot, semuanya org yg membawa tas besar dari perjalanan jauh, pasti ini org org yang mau kembali ke rumahnya bertemu orang tersayang di rumah, entah lah tas besar itu isinya apa, sudah pasti baju kotor, dan mungkin oleh oleh.
Akhirnya aku masuk lg untuk duduk di pinggir jendela, sudah setengah penuh penumpang, kok blm ada perempuannya, aku khawatir lg, dan belum ada yang berani duduk di sampingku karna aku perempuan satu satunya.
Datanglah satu penumpang, badan besar, masih muda, dia pun menanya ke ammunya " aku duduk disini ?, Samping perempuan, cuma memang tidak ada pilihan lain, dan aku pun tidak menunjukkan rasa risih, sehingga dia tetap dengan nyaman tapi menjaga batas duduk di sampingku.
Aku mulai memperhatikan, "tasnya loreng2, pasti dia tentara"
Dalam hatiku " eh tapi kan ini gelap jadi warnanya kurang jelas"
Dia mulai merogoh kantongnya, aku lihat celana kantong di pinggir "fix ini tentara"
Mulai bayar ugroh aku kasih kedia, ke tentara itu, dan hampir semua bayar ke dia, untuk jadi kernet dadakan ngumpulin ugroh tremco.
Aku memperhatikan langit malam itu melalui jendela, angin masuk kencang karna tremconya sangat laju cepat, aku mulai mengamati dan bersyukur selalu diberi penjagaan dimanapun aku berada, dan mulai merencanakan untuk berani memulai perjalanan sendiri, karna itu menyenangkan dan menenangkan.
Sudah melewati mahattoh, ternyata benar ammunya lewat jalur yg banyak untuk menghantarkan pulang.
Cuma malam itu gelap, aku hampir tak mengenali jalan, sampai2 aku mengeluarkan setengah kepalaku ke jendela "ini benar bukan ya gangnya"
Saat aku menyebut turun d mahkamah, suaraku kecil, entah Krn rasa takut ini suaraku kecil, entah karna ragu itu gangnya atau bukan makanya kecil, tentara yg di samping juga tidak menggubris, karna asik main game.
"Dasar laki laki, dimana mana game"
Tapi aku mencoba husnudzon, mungkin aja ini bukan tempatnya makanya dia diam.
Jalan sedikit lagi, benar itu mahkamah, tentara itu ngasih tau ammu supirnya ada yg turun di mahkamah, sudah pasti bukan karna dia turun di mahkamah, rumahnya mana mungkin disitu.
Yaa peduli, cara pedulinya sangat lelaki sekali.
Alhamdulillah sampai, dan bisa istirahat.
Ternyata keadaan itu tidak seburuk yg dibayangkan, dan dikhawatirkan.
Semoga akrab dengan situasi ini ,lagi.
Comments
Post a Comment
Jangan biarkan tulisan ini sepi