Kenyataannya dan Sebenarnya
Beberapa kali hidup kadang tak sesuai realita sosial medianya.
Dan sudah ditahap tidak perlu menjelaskan apa apa, karna kalo mau ga salah paham, bakalan tabayyun dulu, kalo org bersangkutan ada waktu, ketemu langsung bakalan jelasin sejelas jelasnya.
Dan harapnya setelah ini, mengerti.
Harapannya "tanpa alasan" kadang memang benar benar tanpa alasan tadinya, selang beberapa jam, dan sosial media menampakkan hal yang sebaliknya
Maka ada jangka waktu yg telah terlewati untuk harus dipertanyakan "apa yang terjadi"
Bukan yang "oh karna ini?" Titik bass diterima gitu aja
Apa sosial media bisa menggambarkan keseluruhan seseorang itu?
"Jelas tidak"
Apa setiap org menjelaskan tentang dirinya di sosmed ?
" Gak perlu"
Siapa mereka ribuan itu, dan apa pedulinya?
Jadi apa perlu seserius itu menghukumi ?
"Makanya tanya dulu"
Kalo mau suudzon yaudah "keep in your mouth" dan bebas terserah mau percaya atau engga.
Comments
Post a Comment
Jangan biarkan tulisan ini sepi