Tentang Al Azhar
Seringnya merasa aneh pada diri sendiri,
"kok aku kuliah di Al-Azhar, setiap hari lewat, kok gatau apa apa si, selain kemewahan gedungnya, keindahan langitnya, sekedar apa yang tampak di mata lah".
Bukan ga pernah kepo, sering.
Apa si sejarah icon Cairo yang memukau ini, kok bisa seluruh dunia mengenalnya?
Sempat berpikir konyol, " jika Mesjid Al-Azhar dipindahkan dalam waktu semalam ke Indonesia, akan kah sama kedudukannya?"
Tentu tidak, yang membedakan apa?, "Peradabannya".
Mengapa? Buktinya Ia berdiri kokoh dan terpercaya hingga sekarang, maka tak pernah henti utusan dari berbagai negara berbondong-bondong datang ke Mesir.
Saat di Cairo, sering mendengar Manhaj Al-Azhar, sekedar "wasathiyah-nya" tolerannya.
Sisanya, belum sepenasaran itu, walau ada tapi belum banget.
Pasti ada si pergolakan batin
"Kamu lho Azhar, identitasnya ya harus dikenali lebih dalam, ga boleh mentang2 sudah disini, dan tidak ada yang mempertanyakannya, coba kamu balik ke daerah yang ga kenal Al-Azhar, bagaimana kamu menjelaskan kepada mereka?"
Pokonya identitas itu harus, untuk mempertebal semangat, melawan rasa bosan di Mesir, semangat mindaaa masih ada 4 tahun lagi.
Ada salah satu snap teman mumtaza yang bikin aku berpikir dan menata ulang perjalananku di sini
Pun cobaannya bukan hanya sekedar sadar, sekedar ingat kemudian lupa, harus d azzamkan, di niatkan, di atur jadwalnya agar seimbang antara kuliah, talaqqi, hafalan.
Seringnya aku mendapat semangat ketika bersafar, "mau'idzhoh hasanah dari kakak kelas" yang mungkin sering kita dengar dr orang lain, tapi terkadang hati kurang tergugah.
Entah mengapa saat bersafar, disaat kondisi yang merasa "aku butuh nih" aku harus memasukkan kalimatnya ke dalam hatiku, agar menancap kuat.
"Kita kuliah d Al-Azhar, harus berguru, harus!"
Syaikh yang Mursyid, dan mengikuti thoriqohnya supaya tersampai kepada Rasulullah"
"Saat kita berangkat kesini, memang penuh cobaan, tapi itu belum ada apa apanya, perjuangan sesungguhnya disini, maka jangan berhenti hanya sampai disitu"
Ayok berjuang dikit lagi...
Sabar sebentar yaa
Tentang Al-Azhar dari masa ke masa
Dari Dinasti Fatimiyah, Ayyubiyah, Mamalik, dan Ustmaniyah.
Dinasti Fatimiyah, di dirikannya Al-Azhar tapi saat itu masih aliran Syiah. Kemudian Dinasti Ayyubiyah ditaklukkan Sholahuddin Al-ayyubi, yang berfokus kepada pembersihan Syiah ke Sunni, dengan salah satunya menghentikan fungsi sholat Jum'at , selanjutnya Dinasti Mamalik di mulai kembali fungsinya "Sholat Jum'at" setelah tawaqquf (98 tahun), yang terakhir dinasti Ustmaniyah, di taklukkan (non Arab) yang awalnya khilafah Utsmaniyah di Mesir beralih ke Istanbul, tapi Azhar tetap mempertahankan karakteristiknya, karna Azhar independen, tidak dibawahi pemerintah, dan menyatu pada masyarakat.
Semakin mengenal, semakin penasaran, semakin bersemangat.
Alexandria, 02 Februari 2021
01.31 Clt
Selamat istirahat semuanya....
Comments
Post a Comment
Jangan biarkan tulisan ini sepi